Sebuah Alat Sederhana untuk Menulis

Kita ingin menulis, tetapi entah mengapa terasa sulit. Kita merasa tidak punya bakat. Padahal, menulis bukan perkara bakat. Menulis perkara berlatih.

Barangkali kita kesulitan menulis karena tidak punya satu alat ini. Ada sebuah alat sederhana yang bisa membuat kita semakin baik dalam menulis. Namun, barangkali kita sering mengabaikannya dengan dalih tak ada waktu, misalnya.

Bagaimana kalau kita miliki alat ini dan manfaatkan ia dengan baik? Jika tidak, seperti kata Stephen King, kita tak akan punya “alat” untuk menulis.

Jika kau tidak memiliki waktu membaca, kau tidak punya waktu (atau alat) untuk menulis. Sesederhana itu.

Stephen King

 

Siapakah Stephen King?

Stephen King adalah penulis kontemporer Amerika Serikat dengan karya yang umumnya bergenre horor, fiksi ilmiah (sci-fi), dan fantasi. Buku-bukunya telah terjual lebih dari 350 juta eksemplar di seluruh dunia dan telah diadaptasi menjadi sejumlah film, acara televisi, komik, dan teater.

Waktu kecil, Stephen King menyaksikan salah seorang temannya tewas ditabrak kereta api. Setelah itu, ia berubah menjadi seorang anak pendiam. Beberapa pendapat menyatakan peristiwa itu secara psikologis mungkin telah mengilhami beberapa karya Stephen King.

Ia memenangi banyak penghargaan, antara lain Bram Stoker Award, World Fantasy Award, dan British Society Awards.


***

Stephen King sudah menjadi seorang pembaca setia komik horor sejak masa sekolah. Pada masa sekolah juga, ia mulai iseng menulis artikel untuk surat kabar Dave’s Rag, kemudian menjual cerita karangannya kepada teman-temannya. Cerita pertamanya diterbitkan secara independen, yaitu “I Was a Teenage Grave Robber”, cerita bersambung di Comics Review pada 1965.

Setelah lulus dari universitas, King tidak kunjung mendapat pekerjaan. Ia kemudian mulai menjual cerpennya ke majalah. Pada 1973, novel pertama King, Carrie, diterima oleh Penerbit Doubleday dan best seller. Menyusul tiga novel lainnya hingga 1978.

Pada 1977— 1982, King menerbitkan empat novel dengan nama pena Richard Bachman. Selain adanya pembatasan jumlah terbit untuk satu penulis dalam satu tahun pada masa itu, penggunaan nama pena ini dilakukannya untuk menguji apakah ia bisa meniru kesuksesannya dengan nama lain.

Sambutan pembaca sangat hangat atas karya-karyanya itu. Dalam benak King, Bachman adalah seorang peternak ayam di New Hampshire yang menulis novel pada malam hari, menikah dengan bahagia, tetapi mengalami cacat karena penyakit masa lalu—karena itu, Bachman yang malang tidak akan bisa diwawancarai.

Nama samaran King ini dibongkar oleh Steve Brown—seorang pegawai toko buku, penulis, dan penerbit fanzine—yang telah membaca cukup banyak novel King untuk mengetahui bahwa buku terbaru Bachman, Thinner, adalah karya Stephen King.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shopping Cart